Rabu, 29 April 2020

WEKABURI, Telaga dan Ceritanya (story)

Gadis Rantau
 Wekaburi
Dongen adalah cerita fiksi yang dapat membentuk karakter anak dini sesuai dengan pesan moral dari cerita itu. Karena dengan mendengar dan memahami karakter yang baik dari tokoh peran itu anak dari dini dapat mencintai atau menggemari dari karakter tokoh peran yang dijagokannya. Dongeng akan lebih mengena apabila diberikan
kepada anak menjelang tidur, kesan lebih melekat di memori anak untuk membentuk karakternya.Sebelum mulai bercerita mengenai dongeng dari Papua asal usul Telaga Wekaburi, saya ingin memberitahu kalian bahwa Papua merupakan salah satu Pulau terbesar di Indonesia. Pulau Papua sangat indah dan memiliki sumberdaya alam yang sangat luarbiasa kaya rayanya. baik hayati maupun non hayati, salah satunya adalah penghasil emas terbesar di Indonesia. Nah mari kita simak dongeng ini dengan seksama.

Dongeng Asal MuLA Telaga Wekaburi

Dahulu, di sebuah desa rakyatnya hidup damai diadakan pesta adat yang sangat meriah. Selain dihadiri warga di desa itu sendiri, mereka juga mengundang warga desa lain yang berdekatan untuk ikut merayakan atau  berpartisipasi.

Di antara para tamu, datanglah seorang nenek yang sangat tua renta bersama cucunya  perempuan, namanya Isosi, dan seekor anjing kesayangan mereka. Saat pesta berlangsung, seorang penari menginjak buntut anjing milik si nenek. Lalu, anjing kecil itu menggonggong dengan keras. Nenek ini sangat marah melihat anjingnya kesakitan.

Kemudian, ia membawa anjingnya ke dalam rumah dan memakaikan cadar di tubuh anjing itu. Menurut adat, perbuatannya ini akan menimbulkan bencana alam. Namun, nenek ini ingin memberi pelajaran kepada orang yang menginjak anjingnya.

 Setelah itu, mereka pergi meninggalkan tempat tersebut menuju Gunung Ainusmuwasa. Selain Isosi dan anjingnya, turut juga kekasih Isosi bernama Asya. Tak lama kemudian, hujan turun sangat deras disertai kilat dan petir menyambar. Hujan yang besar membuat banjir besar melanda daerah itu. Banjir besar ini menenggelamkan semua penduduk dan para undangan yang menghadiri pesta tersebut. Desa tersebut kemudian menjadi sebuah telaga yang kemudian dinamakan Telaga Wekaburi.

Setelah bencana banjir reda, nenek tersebut turun dari gunung. Ia menikahkah Isosi dan Asya dan menempati Desa Wekaburi yang saat itu sudah tidak berpenghuni. Kemudian, Isosi dan Asya membangun sebuah rumah panjang yang dinamakan aniobaroi. Mereka mempunyai banyak keturunan dan tinggal di rumah tersebut

Semakin banyak keturunan mereka, rumah yang mereka tempati pun tidak lagi mencukupi. Oleh karena itu, mereka menambah panjang lagi rumah tersebut dan sambungan rumah itu diberi nama manupapami.

Kemudian, keturunan Isosi dan Asya semakin banyak dan berkembang. Rumah tinggal mereka pun ditambah dengan rumah-rumah yang mereka namai yobari, sonesyari, dan ketarana.

Pada perkembangannya, banyak anggota keluarga yang akhirnya keluar dari rumah untuk membangun kehidupan sendiri. Mereka yang keluar dari rumah manupapami kemudian menjadi Suku Wettebosi. Anggota keluarga yang keluar dari rumah yobari menjadi Suku Wekaburi. Sementara itu, mereka yang keluar dari rumah sonesayari dan ketarana membangun permukiman di atas perairan yang kemudian disebut dengan Kambung Weraburi.


Oleh : Taryono Pelabuhan Canggu